https://www.box.com/s/bb4rmtecvqedbsjivr94

Jumat, 09 Oktober 2015

Ritual Seblang, Bentuk Rasa Syukur dan Tolak Balak Warga Banyuwangi

Ritual Seblang, Bentuk Rasa Syukur dan Tolak Balak Warga Banyuwangi

Banyuwangi - Suku Using Banyuwangi menggelar ritual Seblang Olehsari di bulan Syawal. Sebuah tradisi ungkapan rasa syukur atas keselamatan desa kepada leluhur.

Prosesi ritual adat ini digelar di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah Jumat (24/7/2015). Ritual adat tahunan ini merupakan agenda Banyuwangi Festival 2015.

Ritual Seblang ini akan digelar selama 7 hari berturut turut, hingga 30 Juli 2015, yang setiap harinya akan dimulai pukul 14.00 WIB dan berakhir menjelang Maghrib.

Ritual yang bertujuan untuk memohon keselamatan itu berlangsung sakral dan magis. Diawali seorang pawang membawa penari ke panggung pertunjukan untuk memasang mahkota berupa omprok yang dihiasi janur kuning dan beberapa macam bunga segar di atasnya. Setelah itu para pawang membacakan mantra untuk memasukkan roh Sang Hyang ke dalam tubuh sang penari.

Pada tahun ini, penari Seblang jatuh kepada gadis muda, Fidyah Yuliaty. Fidyah yang memiliki garis keturunan Seblang ini adalah pelajar kelas 3 SDN 1 Glagah. Penari Seblang bukanlah penari biasa, yang bisa membawakan tarian ini hanyalah gadis muda yang memiliki 'darah' Seblang dari penari-penari sebelumnya.

"Di Banyuwangi tradisi Seblang ada dua, Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan. Tradisi Seblang Olehsari digelar di bulan Syawal dan dibawakan oleh gadis muda. Sementara Bakungan digelar di setiap bulan Dzulhijjah setelah Idul Adha, penarinya adalah Seblang tua yang sudah menopause," ujar Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda kepada detikcom.

Untuk menarikan Seblang, seorang penari harus kerasukan roh dari leluhur. Proses masuknya roh ini diiringi 28 lantunan gending, yang diawali Gending Lukinto. Gending ini dipercaya oleh masyarakat Olehsari sebagai pemanggil arwah atau sebuah kekuatan halus untuk datang ke ritual seblang.

Pada hari ke-7 nanti, Seblang akan diarak keliling desa yang disebut ider bumi. Dia akan berjalan beriringan bersama pawang, sinden, dan seluruh perangkat menuju empat penjuru. Penjuru tersebut adalah Situs Mbah Ketut yang dianggap awal berdirinya desa Olehsari, lahan Petahunan, Sumber Tengah dan berakhir di Balai Desa. Prosesi itu mengakhiri ritual Seblang Olehsari.

Meski digelar setiap tahun, daya pikat ritual Seblang Olehsari ini cukup tinggi. Ribuan masyarakat tampak hadir menyaksikan salah satu tradisi adat suku Using ini. Meski sinar matahari terik, masyarakat dan wisatawan berbaur asyik menikmati tarian magis ini.

"Saya sempat ikut menari soalnya kena sampur dari penari Seblang. Seneng juga agak grogi juga tadi," ujar Devi penunjung dari Genteng. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar