Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki
filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh.
Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia
menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema
berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif
batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival
tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri
kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik
Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat
Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya
batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai
indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga
sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak
luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia
menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan
zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus
dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk
mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan,
maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi
Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut
Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri
batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik
daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha
batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami
ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan
bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi
Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana
prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah
peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri,"
tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan
yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba
mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di
pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at:
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpu
BANYUWANGI, - Sebanyak 21 peneliti dari dalam dan luar negeri melakukan field trip (studi lapangan) ke wilayah Pulau Merah yang menjadi areal pertambangan Tumpang Pitu selama satu minggu.
Studi
lapangan tersebut merupakan kerjasama dari tiga lembaga dari Masyarakat
Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), Society of Economic Geologists (SEG),
CODES University of Tasmania, Australia.
Para peneliti berasal
dari Australia, Jepang, Brazil, Mexico, Inggris, China, Laos. Mereka
dipimpin oleh geolog ekonomi nasional Ade Maryono.
"Mereka
menginap selama dua hari di Pulau Merah untuk melihat kondisi bebatuan
Pulau Merah sekaligus observasi terkait aktivitas pertambangan yang
ada," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (7/10/2015).
Bupati
Anas mengaku sempat mendapat penjelasan dari Ketua rombongan para
Geolog David Cooke yang menyatakan Pulau Merah memiliki kandungan emas
terbaik di dunia, termasuk pola-pola endapan batuan yang juga menarik.
Indonesia, menurut Anas menjadi lokasi yang dituju untuk kegiatan field trip
ini pasca-diputuskan dalam konferensi pertambangan (SEG - CODES
Conference) yang digelar di Hobart, Australia, awal September 2015 lalu.
Di Indonesia, para peneliti ini menghabiskan waktu selama
delapan hari mengunjungi sejumlah lokasi pertambangan, yaitu di Pulau
Merah Banyuwangi, Batu Hijau-Lombok, dan beberapa lokasi pertambangan di
Sulawesi.
"Mereka sempat menanyakan ke saya bagaimana mungkin
suatu kawasan pertambangan bisa bertetangga baik dengan suatu kawasan
wisata. Ini sangat menarik bagi mereka," kata Anas.
Pulau Merah
menjadi salah satu destinasi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten
Banyuwangi. Pada bulan akhir September 2015, Pantai Pulau Merah menjadi
tempat pelaksanaan Kompetisi Surfing Internasional 2015.
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki
filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh.
Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia
menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema
berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif
batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival
tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri
kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik
Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat
Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya
batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai
indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga
sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak
luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia
menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan
zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus
dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk
mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan,
maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi
Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut
Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri
batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik
daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha
batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami
ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan
bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi
Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana
prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah
peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri,"
tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan
yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba
mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di
pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at:
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki
filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh.
Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia
menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema
berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif
batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival
tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri
kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik
Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat
Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya
batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai
indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga
sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak
luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia
menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan
zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus
dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk
mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan,
maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi
Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut
Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri
batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik
daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha
batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami
ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan
bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi
Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana
prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah
peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri,"
tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan
yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba
mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di
pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at:
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki
filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh.
Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia
menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema
berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif
batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival
tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri
kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik
Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat
Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya
batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai
indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga
sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak
luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia
menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan
zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus
dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk
mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan,
maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi
Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut
Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri
batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik
daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha
batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami
ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan
bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi
Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana
prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah
peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri,"
tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan
yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba
mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di
pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at:
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki
filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh.
Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia
menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema
berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif
batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival
tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri
kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik
Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat
Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya
batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai
indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga
sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak
luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia
menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan
zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus
dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk
mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan,
maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi
Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut
Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri
batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik
daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha
batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami
ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan
bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi
Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana
prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah
peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri,"
tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan
yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba
mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di
pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at:
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki
filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh.
Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia
menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema
berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif
batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival
tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri
kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik
Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat
Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya
batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai
indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga
sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak
luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia
menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan
zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus
dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk
mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan,
maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi
Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut
Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri
batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik
daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha
batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami
ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan
bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi
Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana
prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah
peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri,"
tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan
yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba
mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di
pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at:
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki
filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh.
Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia
menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema
berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif
batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival
tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri
kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik
Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat
Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya
batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai
indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga
sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak
luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia
menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan
zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus
dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk
mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan,
maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi
Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut
Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri
batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik
daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha
batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami
ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan
bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi
Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana
prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah
peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri,"
tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan
yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba
mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di
pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at:
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpufb
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki
filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh.
Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia
menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema
berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif
batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival
tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri
kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik
Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat
Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya
batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai
indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga
sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak
luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia
menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan
zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya
hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus
dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk
mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan,
maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi
Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut
Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri
batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik
daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha
batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami
ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan
bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi
Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana
prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah
peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri,"
tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah
memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan
yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba
mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di
pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at:
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf