Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpu
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpu
BANYUWANGI, - Sebanyak 21 peneliti dari dalam dan luar negeri melakukan field trip (studi lapangan) ke wilayah Pulau Merah yang menjadi areal pertambangan Tumpang Pitu selama satu minggu.
Studi lapangan tersebut merupakan kerjasama dari tiga lembaga dari Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), Society of Economic Geologists (SEG), CODES University of Tasmania, Australia.
Para peneliti berasal dari Australia, Jepang, Brazil, Mexico, Inggris, China, Laos. Mereka dipimpin oleh geolog ekonomi nasional Ade Maryono.
"Mereka menginap selama dua hari di Pulau Merah untuk melihat kondisi bebatuan Pulau Merah sekaligus observasi terkait aktivitas pertambangan yang ada," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (7/10/2015).
Bupati Anas mengaku sempat mendapat penjelasan dari Ketua rombongan para Geolog David Cooke yang menyatakan Pulau Merah memiliki kandungan emas terbaik di dunia, termasuk pola-pola endapan batuan yang juga menarik.
Indonesia, menurut Anas menjadi lokasi yang dituju untuk kegiatan field trip ini pasca-diputuskan dalam konferensi pertambangan (SEG - CODES Conference) yang digelar di Hobart, Australia, awal September 2015 lalu.
Di Indonesia, para peneliti ini menghabiskan waktu selama delapan hari mengunjungi sejumlah lokasi pertambangan, yaitu di Pulau Merah Banyuwangi, Batu Hijau-Lombok, dan beberapa lokasi pertambangan di Sulawesi.
"Mereka sempat menanyakan ke saya bagaimana mungkin suatu kawasan pertambangan bisa bertetangga baik dengan suatu kawasan wisata. Ini sangat menarik bagi mereka," kata Anas.
Pulau Merah menjadi salah satu destinasi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi. Pada bulan akhir September 2015, Pantai Pulau Merah menjadi tempat pelaksanaan Kompetisi Surfing Internasional 2015.
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpufb
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpufb
Banyuwangi
- Festival Batik Banyuwangi 2015 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu
(10/10/2015) malam siap memamerkan batik khas Paras Gempal. Apa itu
Paras Gempal?
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
"Setiap motif batik Banyuwangi memiliki filosofi yang tinggi. Paras adalah batu cadas dan gempal artinya runtuh. Jika disatukan, paras gempal bermakna kerukunan terhadap sesama," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (07/10/2015).
Ia menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan itu mengambil tema berbeda. Pada Festival Batik Banyuwangi 2013 dan 2014 temanya motif batik Gajah Uling dan Kangkung Setingkes. Ia menegaskan festival tersebut ajang mengeksplorasi khazanah kekayaan batik lokal dan industri kreatif di Banyuwangi.
"Pergelaran BBF (Banyuwangi Batik Festival) ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan masyarakat Banyuwangi dalam menumbuhkembangkan kekayaan budaya lokal, khususnya batik agar semakin diminati masyarakat, baik untuk fesyen maupun sebagai indentitas daerah," ujar dia.
Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai ikhtiar Banyuwangi dalam mempromosikan batik lokal ke khalayak luas agar perekonomian para perajin batik semakin terangkat. Ia menjelaskan bahwa batik kini bukan lagi menjadi fesyen yang ketinggalan zaman atau bagian dari gaya lawas, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan menjadi tren ke depan.
"Tren ini harus dijawab dengan keseriusan semua elemen, termasuk pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan batik, baik dari sisi desain, kemasan kegiatan, maupun aspek ekonominya. Itu semua kita wujudkan melalui Banyuwangi Batik Festival," ungkap dia.
Melalui kegiatan festival, lanjut Anas, pemerintah ingin memberikan kesempatan bagi para pelaku industri batik daerah untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan batik daerah. Ajang ini juga menjadi media yang strategis bagi para pengusaha batik untuk bertemu dengan pasar batik yang lebih luas.
"Kami ingin perajin batik lokal mendapatkan pengalaman yang menginspirasi dan bisa membawa batik Banyuwangi naik ke level yang lebih tinggi. Apalagi Februari 2015 Batik Banyuwangi telah hadir di ajang peragaan busana prestisius, Indonesia Fashion Week. Semua upaya kami ini ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri batik itu sendiri," tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan festival batik yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga ini memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai lomba desain batik, lomba busana batik, lomba mencanting, pameran dan promosi batik, peragaan busana batik di pedestrian, dan puncaknya BBF Fashion Show. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2243430/batik-paras-gempal-festival-batik-banyuwangi-2015#sthash.tUPke4MP.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar