https://www.box.com/s/bb4rmtecvqedbsjivr94
Jumat, 09 Oktober 2015
Ratusan PNS BKD se-Jatim Belajar Cara 'Jualan' ke Pemkab Banyuwangi
Banyuwangi - Belajar sambil berlatih entrepreneurship di kalangan birokrat tak melulu dengan ikuti seminar bisnis mahal atau studi banding ke luar negeri hingga merogoh dalam kocek anggaran negara. Contohnya seperti yang dikerjakan oleh ratusan abdi negara dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Timur beserta jajaran SKPD Pemprov Jatim yang memilih belajar dan mengasah entrepreneurship di Banyuwangi. Hasil dari studi ini nantinya akan diterapkan untuk 'menjual' potensi daerah masing-masing.
Kabupaten Banyuwangi dipilih menjadi kota tujuan belajar, lantaran Banyuwangi dinilai miliki tata kelola pemerintahan yang penuh inovasi dan menjalankan konsep birokrasi berjiwa wirausaha.
Kepala BKD Provinsi Jatim, Siswo Heroetoto, mengatakan ia sengaja mengajak rombongan kepala BKD seluruh Jatim dan sejumlah SKPD Pemprov Jatim ke Banyuwangi untuk melihat secara langsung berbagai kemajuan yang telah dicapai Banyuwangi. Dengan diboyongnya ratusan pucuk pimpinan ini mereka diharapkan bisa belajar lebih dekat tentang bagaimana aparat Banyuwangi bekerja.
"Kami ajak 38 kepala BKD se Jatim, 64 kepala kepala SKPD Pemprov, dan 40 PNS muda Pemprov Jatim peserta pelatihan entrepreneurship ke Banyuwangi. Biar mereka bisa melihat dari dekat bagaimana aparat Banyuwangi bekerja," kata Siswo saat ditemui di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (18/9/2015) sore.
Menurut Siswo, semua keberhasilan yang telah dicapai Banyuwangi ini tak lepas dari peran pemimpinnya yang inovatif. Namun di balik itu, aparatur di Banyuwangi pasti selalu mengasah jiwa entrepreneur yang telah dimiliki. Jiwa entrepreneurship yang dimaksud Siswo adalah birokrat yang mampu mengelola sumber-sumber yang berupa kesempatan dan tantangan menjadi hasil.
"Birokrat di sini kami anggap memiliki kemampuan kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian. Termasuk juga dalam menjalankan tugasnya, pemimpin dan jajarannya memiliki kolaborasi yang baik, hubungannya pun cair dan tidak mengutamakan ego SKPD masing-masing. Dengan gaya seperti ini, mungkin ini yang membuat Banyuwangi bisa menghasilkan karya-karya inovatif yang kreatif," ujar Siswo.
Kepala bidang formasi dan pengembangan BKD Provinsi Jatim, Eka Agus Cahyono, menambahkan Pemprov Jatim menggelar pelatihan entrepreneurship bagi PNS yang berusia muda. Pelatihan ini digelar untuk membekali pegawai memiliki jiwa inovatif, kreatif dan tidak takut gagal dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Saya melihat Banyuwangi sudah menjalankan konsep ini. Para peserta pelatihan kami minta untuk belajar dari aparat di sini tentang pemetaan potensi dan berusaha menjadikannya sebagai sesuatu yang inovatif. Ini upaya kita bagaimana mereka bisa menciptakan peluang ekonomi kreatif dari apa yang telah mereka miliki sebelumnya," kata Eka.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan birokrasi entrepreneurship memang sangat penting, khususnya bagi Banyuwangi. Sehingga diharapkan Banyuwangi bisa dengan cepat mengejar ketertinggalan dari daerah lain.
"Makanya saya agak 'cerewet' kepada para birokrat di sini. Karena saya berharap semua PNS lebih peka dan tangguh menghadapi tantangan kerja. Intinya PNS harus handal sebab prestasi yang telah kita raih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan target yang harus dicapai," kata Bupati Anas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar