Tarian Bali, Banyuwangi, dan Aceh Tampil di Indofest
Kementerian Pariwisata mendukung even Indofest
(Indonesia Festival) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Australia Indonesia di
Australia Selatan, Flinders University (presenting partner) dan Adelaide City
Council (sponsor). Even Ke-8 di Gedung Seni Adelaide, Museum Australia Selatan,
Museum Migrasi dan Perpustakaan Negara pada 5 – 6 Oktober 2015.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan festival adalah salah satu
cara terbaik untuk mengenalkan budaya sebuah bangsa dan mempercayai bahwa
seeing is believing dan experiencing is believing. Melihat dan mengalami
sendiri membuat yakin, itulah dasar diadakannya Indofest.
Pada festival kali ini beragam komunitas di Australia
Selatan berkolaborasi dengan tujuan utama memperkenalkan Indonesia ke masyarakat
Australia Selatan lewat kesenian, budaya, musik, makanan, dan bahasa Indonesia.
Selain itu, ada juga misi meningkatkan minat dan studi tentang budaya dan
bahasa Indonesia, juga sebagai wadah
menyediakan kesempatan untuk memperluas jaringan bagi sponsor, pejabat
pemerintah Australia Selatan dan Indoneisa.
“Indofest merupakan satu-satunya festival di Australia yang
berkelanjutan selama delapan kali dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah
Australia, khususnya South Australia dan Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Animo warga Australia mencapai 90 persen
mengunjungi gelaran Indofest,di mana tahun ini diperkirakan ada 10.000 pengunjung
di Indofest,” ungkap Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius
Jemadu dalam pernyataan tertulis kepada SH, Jumat (9/10).
Tamu kehormatan yang hadir pada festival ini antara lain Gubernur South
Australia, Menteri Multikultural South Australia, Walikota Adelaide, dan
beberapa anggota parlemen South Australia.
"Sembari menikmati sajian makan, para pengunjung menyaksikan penampilan para
seniman Indonesia, ada tarian Bali, Banyuwangi, dan Aceh, dan tidak sedikit yang kagum dan kemudian
memberikan aplaus ketika pertunjukan usai,” Vinsen menambahkan.
Arena budaya dan kuliner menjadi titik keramaian. Masyarakat
Adelaide berbondong-bondong menikmati kuliner dan kesenian
Indonesia. Ada sate, bakso, rendang, dan beragam makanan tradisional Indonesia
lainnya yang disajikan. Antrean panjang pun tidak terhindarkan pada setiap
jenis makanan yang disajikan
Program Forum Pariwisata juga dimanfaatkan untuk
memperkenalkan lebih jauh tentang pariwisata Indonesia. Industri pariwisata
Australia yang berkumpul mendapat penjelasan tentang perkembangan pariwisata
Indonesia.
Tentang kebijakan bebas visa, destinasi wisata selain Bali,
program-program yang sudah dan akan dijalankan, serta tentunya capaian yang
sudah berhasil diraih.
Topik Beyond Bali (destinasi wisata selain Bali) sengaja
mengemuka untuk memenuhi rasa ingin tahu masyarakat Australia yang ingin lebih
mengenal destinasi wisata lainnya di Indonesia. Bali memang sudah sejak lama
menjadi destinasi pilihan utama warga Australia yang ingin pelesir.
Kemenpar juga ambil bagian dengan membuka booth pameran,
untuk lebih menggencarkan program
Wonderful Indonesia. Disamping memberikan pengunjung merchandise juga
menyampaikan informasi tentang kepariwisataan Indonesia terutama
berkaitan dehgan informasi lebih jauh tentang destinasi-destinasi wisata
di
Indonesia.
Di sini, para pengunjung banyak yang menanyakan apa saja destinasi
wisata yang ada di Indonesia selain Bali. Australia, adalah salah satu pasar utama pariwisata
Indonesia. Tahun 2014 wisman Australua mencapai 1,1 juta kunjungan, meningkat
17 persen dari tahun 2013. karena Bali masih magnet terbesar, tapi Kemenpar juga
mengenalkan destinasi lain yang tak kalah menarik.
60 persen wisman
Australia merupakan repeater yang berarti sudah berwisata ke Indonesia lebih
dari satu kali. Bisa disimpulkan, bahwa
kunjungan pertama ke Indonesia menimbulkan kesan baik sehingga ada keinginan
untuk datang kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar