https://www.box.com/s/bb4rmtecvqedbsjivr94

Jumat, 25 September 2015

                 

                  Kekecewaanku Berakhir Bahagia


          
                                      Hasil gambar untuk cerita cinta bahagia mengharukan

Cerpenku kali ini akan menceritakan tentang kejadian yang aku alami 2 tahun yang lalu. Yaitu pada saya duduk di bangku kelas 2 SMP. Tepat pada hari ulangtahun ku yang ke 13, tanggal 19 September 2010.
*kriiinggg* bunyi alarm dari handphone ku membanguni tidurku yang sangat pulas itu. Aku segera bangkit dari tidurku dan segera merapikan tempat tidurku. Niat ku pagi itu bukannya bergegas pergi ke sekolah dengan cepat, tetapi aku ingin menonton film Spongebob dulu. Astagaaa, ada sesuatu yang kulupakan! “Hari ini hari ulangtahunku!” kataku dalam hati. Tapi… Aku juga ingat bahwa hari ini adalah hari selasa. Hari ini ada pelajaran Sejarah. Aku membatalkan niatku untuk menonton. Aku segera menyusun roster, lalu aku bergegas mandi. Aku tidak boleh bermalas-malasan pagi ini. Aku bisa di hukum ibu Silitonga kalau aku terlambat. Daannn semua tau kalu beliau adalah guru terkiller di SMP Sultan Agung. Apalagi catatan terlambatku sudah terhitung 2 kali. Aku tidak mau terlambat untuk ketiga kalinya. Bisa-bisa aku pasti di suruh ibu itu untuk berlari mengelilingi lapangan, dan di suruh untuk berdiri di pos satpam. “oh Tuhan, jangan sampai itu terjadi” bisikku dalam hati.
Saat akan berangkat dari sekolah, ibuku dan ayahku mengucapkan selamat ulangtahun kepadaku. Dan yaaa! Aku sangat senang karena mereka adalah orang pertama. Memang begitulah setiap tahunnya. Mereka memang yang pertama. Dan aku sangat menyayangi mereka berdua.
Sesampainya di sekolah..
Aku tiba di gerbang sekolah, saat aku masuk aku melihat jam di pos satpam. Jam menunjukkan pukul 07:03. Dan aku tidak terlambat hari ini. Aku sangat senang, aku segera berjalan cepat lalu menaiki tangga menuju kekelasku. Sesampainya di kelas, aku melihat seluruh teman-temanku sibuk menulis. “apaya yang mereka kerjakan? emangnya ada PR ya?” ujarku. Saat aku duduk dan meletakkan tasku, aku bertanya pada teman sebangku ku, Yohana. “Yo, kamu ngerjain apa? ada pr ya?” tanyaku. “ya ampun non, ini catatan sejarah minggu lalu yang di suruh ibu Silitonga untuk di ringkas. kamu udah selesai?” balas Yohana. “oh yang itu, aku udah selesaikan dari minggu lalu. rasain! siapa suruh minggu lalu kamu ngobrol-ngobrol” ejekku. “kurang ajar kamu non, bukannya ngebantu malah ngejek” sambil memukul kecil pundakku.
Bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa kelas akan segera di mulai. Dengan santainya aku mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisku dan segera meletakkannya di meja. Sementara temanku yang lain kucar-kacir karena ibu Silitonga sudah tiba di kelas. Ibu itu meletakkan tasnya, dan dia duduk dibangkunya. “oke, minggu lalu ibu sudah menjelaskan kepada kalian tentang bab 5. Dan ibu harap kalian sudah meringkasnya”. Suasana pada saat itu sangat hening. “non gimana nih? catatanku belum selesai, masih setengah” bisik Yohana. “udah yo, berdoa saja semoga ibu itu gak ngeliat catatan kamu sampe abis” ujarku sembari menenangkan perasaannya. “anak-anak, kamu lihat pada bab 5, ada latihan evaluasi. ibu akan memanggil satu persatu untuk menjawab bagian esainya didepan kelas. Jangan lupa antarkan catatan nya kemari.” kata ibu itu. Aku sangat jantungan, tanganku dingin sekali.
“Nona, maju ke depan, bawa catatan dan buku paket kamu!”. Ibu Silitonga mengejutkan ku. “sekarang, kamu jawab soal-soal esay itu secara lisan. ayo!” perintahnya. Betapa takutnya aku karena pertanyaan nomor 4 dan 5 tidak bisa ku jawab. “loh! kenapa diam? ayo lanjutkan!” ujar ibu itu. “saya tidak tahu bu..” jawabku. Ibu itu mencubit lenganku lalu menyuruhku untuk berdiri di atas bangku. Kejadian ini bukan hanya terjadi pada ku, tetapi juga terjadi pada sebagian teman-temanku. Termasuk Yohana, May, Adzra dan Feby yang tak lain adalah sahabat karibku. Kami saling memandang satu sama lain, sambil melemparkan senyuman.
Bel istirahat berdering. Aku segera mengajak Yohana untuk ke kantin. “yo, ke kantin yuk” ajakku. “ah males non, kamu aja deh sendiri” jawabnya dengan muka asam. “yohana kenapa ya? kayaknya aku gak ada buat salah deh. kok dia agak kasar gitu? Biasanya dia tidak seperti ini. Aku mengajak May, Adzra, dan Feby. Tetapi ketiganya juga begitu. Aku semakin bingung.
Hari ini aku sangat sedih. Alasannya karena teman-temanku cuek sekali denganku, dan bahkan mereka tidak ingat hari ini adalah ulangtahunku. Aku betul-betul kecewa. Selama pelajaran, aku hanya diam tanpa melontarkan sepatah katapun. Aku tidak ada berbicara dengan Yohana, dan diapun tidak melakukan hal yang sama. Perasaanku semakin kecewa, sedih bercampur marah.
Setibanya pulang sekolah, aku mengajak temanku May untuk pulang sama karena rumahku dan rumahnya searah. Dan setiap harinya kami selalu pulang sama. “May, ayo pulang.” ajakku. “kamu sendiri aja ya non, soalnya aku mau pergi makan bakso sama Feby dan Adzra” jawabnya. Ku lihat Yohana sudah pulang duluan. Dan yaaa.. Aku akan pulang sendiri.
Sebenarnya aku gak mau mengingatkan mereka kalau hari ini ulangtahunku. Aku takut di bilang over PD. Jadi aku hanya diam aja, walaupun aku berharap ada seseorang yang mengucapkannya padaku.
Aku tidak sabar untuk berbaring di kasurku, dan segera tidur untuk menyegarkan otakku dan melupakan semua kejadian hari ini. Hari ini adalah hari yang menyebalkan. Bukan malah keceriaan yang aku dapat, tetapi kekecewaan. “Ya sudah lah. Apa gunanya kusesali, aku juga gak perlu ucapan dari mereka kok”. Bisikku dalam hati.
Akhirnya aku sampai di rumah, aku langsung meletakkan tasku, menukar pakaian dan mencuci muka. Aku segera menyantap masakan ibuku, karena memang aku sangat lapar. Setelah itu aku bergegas menuju kamar, tempat yang sangat pribadi bagiku. Aku segera merentangkan badanku di kasur. Yaa.. Aku segera tidur siang. Apalagi yang harus kulakukan selaiiinn… yaaa tidur siang.
Tanpa terasa aku bangun dari tidurku pada pukul 5 sore. Aku bergegas mandi. Dan.. Perasaanku sudah mulai membaik. Setidaknya otakku sudah lebih fresh ketimbang tadi siang. Aku melanjutkan kegiatanku seperti mencuci piring dan mengerjakan pr. Aku menyelesaikan semuanya sampai pukul 7 malam. Hidupku terasa sangat garing hari ini. Seharusnya ini adalah hari yang spesial untukku, tapi mereka benar-benar lupa denganku. Perasaanku sangat sedih sekali. Entah bagaimana aku mengungkapkannya.
Memang tampaknya cuaca malam ini tidak mendukung. Dimana hujan gerimis menemani malamku yang sunyi. *tok tok tok* suara itu terdengar dari jendelaku. Awalnya aku menanggapi biasa saja. Tapi yang kedua kalinya aku mulai merasa curiga dan mulai timbullah perasaan takut. Jangan jangaann… *tok tok tok tok* aku sudah sangat ketakutan. “ya Tuhan aku takut sekali. siapa sih itu. jangan bilang itu setan” bisikku dalam hati. Dengan perasaan gelisah aku keluar dari kamar dan memanggil adikku untuk melihat kejendela. “Dik, kakak minta tolong, bukain dong jendela kamar kakak. Dari tadi ada yang ngetuk-ngetuk gak jelas gitu” ajakku. Kemudian adikku masuk kekamarku dan membukakan jendela ditemani oleh aku dibelakangnya.
Dan ternyataaa… *Daaarrr* aku melihat temanku Yohana, May, Adzra, Feby membawa kue tar yang lumayan besar, berhiaskan lilin-lilin diatasnya dan ucapan selamat ulangtahun. Aku sangat senang. Seketika perasaan kecewa ku berubah menjadi kebahagiaan. Mereka menyanyikan lagu selamat ulangtahun, lalu mereka menyuruhku berdoa untuk meminta permohonan kepada Tuhan sebelum aku meniup lilin-lilin itu. Setelah aku berdoa, aku segera meniup lilinnya lewat jendela.
“Teman-teman, ayo masuk ke dalam. Di luar gerimis, lho!” ajakku. Aku membawa mereka ke ruang tamu, aku menyuguhkan teh manis untuk di minum oleh mereka. Aku memotong kuenya, lalu mereka secara bergiliran menyuapiku. “makasih ya teman-teman, aku kira kalian lupa dengan ulangtahunku” ujarku. “Mana mungkin non, kita kan teman kamu. Mana mungkin kita lupa” jawab Adzra. “Ngomong-ngomong kalian pulangnya gimana? udah malam lho” tanyaku bingung. “udah non, tenang aja. Ntar mamanya Yohana jeput kita dan antar kita ke rumah masing-masing. Lagian kita juga udah permisi kok sama ortu” jawab Feby menenangkanku. Kami makan bersama, berbincang-bincang hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
“non, kayaknya kita udah harus pulang deh” kata May. Terus aku jawab “kalian tidur di rumah aku aja, besok kita sama-sama gak usah hadir ke sekolah” jawabku. “hahaha mana bisa non, bisa dimarahin aku kalo gak pulang” jawab Feby. Yohana menelpon mamanya, dan dalam 20 menit kemudian mobil papa dan mama yohana udah tiba. Aku mengantarkan mereka kedepan halaman rumahku. Mereka berempat mengambil kado mereka masing-masing yang telah di bawa oleh mama Yohana. “Ini non, masing-masing dari kami punya kado buat kamu. Maaf ya ngasihnya baru sekarang, soalnya tadi aku nyuruh mama aku buat bungkusinnya” kata Yohana. “oh gitu, makasih ya Yohana, May, Feby, Adzra” jawabku kepada mereka semua. Dalam sekejap aku mendapatkan 4 kado yang ukurannya lumayan besar. “Jangan nilai dari harganya ya non” kata May. “pasti may, tenang aja” jawabku. “kalau begitu kami pamit. Sampai jumpa besok disekolah ya Non.” Kata mereka.
Sepulangnya mereka, aku membuka satu persatu bungkusan kadonya. Pertama aku membuka kado dari Feby, dia ngasih boneka laba-laba warna kuning. Bonekanya sangat lucu. Kedua, aku membuka kado dari Yohana, dia ngasih aku novel yang kayaknya ceritanya bagus. Judulnya “cinta mati”. Ketiga, aku membuka kado dari Adzra, dia ngasih aku tas yang cantik, berwarna cokelat. Dan yang keempat adalah kado teristimewa dari May. Dia ngasih sebuah scrapbook atau buku tempel yang asli buatan tangannya sendiri. Isinya sangat menarik. Isinya tentang aku dan dia. Semua cerita yang kami alami, dan foto-foto kami berdua ada didalamnya. Di hias dengan warna warni kertas dan tinta didalamnya. Aku tau, dia membuat buku ini bukan dalam waktu yang sebentar. Dan di halaman terakhir dia menulis sebuah surat kecil yang membuatku terharu dan menitikkan air mata. Isinya :
Dear Nona…
Bertambah usia, artinya berkuranglah jatah hidup ini. Tetapi itu tidak mengurangi eratnya persahabatan ini. Bahkan seiring berjalannya waktu, persahabatan kita terasa semakin kokoh dan menyenangkan.
Nona, semoga Tuhan memberimu umur panjang yang penuh dengan manfaat dan kebaikan.
Nona, aku menyayangimu setiap hari. Ku harap kau bisa melihat sendiri caraku melihatmu. Dan di atas itu semua, Aku ingin hidup mu bahagia. Kebahagiaanku adalah dimana saat aku melihat sahabatku bahagia. Kita berdua tidak sempurna. Aku menutupi kekuranganmu dan kuharap kau sebaliknya. Aku akan menjadi sahabatmu selamanya. Selamat ulangtahun Nona..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar