Perkembangan Batik Banyuwangi
– Perjalanan sejarah batik Banyuwangi berkembang berawal dari penaklukan Blambangan oleh Mataram (Sultan Agung, tahun 1633), dari hipotesa sejarah dimaksud dapat dikatakan asal muasal adanya kemunculan batik di Banyuwangi. Alkisah pada masa kekuasaan Mataram di Blambangan (abad 15) dimana banyak kawula Blambangan yang dibawa ke pusat pemerintahan Mataram Islam di Plered Kotagede, sehingga tidak mustahil kala itu banyak kawula Blambangan antusias untuk menekuni kerajinan batik di Keraton Mataram Islam di Plered Kotagede.
Seiring dengan perkembangan sejarah banyak masyarakat Blambangan tertarik menekuni warisan luhur bangsa (batik) untuk dikembangkan dan dilestarikan di bumi Blambangan, sampai saat ini jumlah referensi koleksi motif batik Banyuwangi yang tersimpan di museum Budaya Banyuwangi mencapai 22 (dua puluh dua) motif batik diantaranya : Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Alas Kobong, Paras Gempal, Kopi Pecah, Gedekan, Ukel, Moto Pitik, Sembruk Cacing, Blarak Semplah, Gringsing, Sekar Jagad, Semanggian, Garuda, Cendrawasih, Latar Putih, Sisik Papak, Maspun, Galaran, Dilem Semplah, Joloan dan Kawung (motif batik khas Banyuwangi terlampir), namun dalam perkembangannya saat ini masih banyak ditemukan motif batik khas Banyuwangi yang belum direferensikan masuk dalam koleksi museum budaya Banyuwangi.
Batik Khas Banyuwangi kerap kali diidentikkan dengan motif Gajah Oling hal ini banyak diyakini oleh beberapa budayawan dan pemerhati batik Banyuwangi bahwa gajah oling merupakan motif batik Banyuwangi yang asli atau bisa dikatakan tertua dibandingkan motif batik yang ada di Banyuwangi, motif batik yang tertuang pada batik Banyuwangi tidak hanya merupakan sebuah perwujudan estetika dari ragam hias namun juga memiliki nilai luhur yang dianut oleh mayarakat Banyuwangi. Gajah Oling dalam gambar batik khas Banyuwangi seakan menyerupai tanda tanya ( ? ), yang secara filosofis merupakan bentuk sebuah belalai gajah dan sekaligus digambarkan menyerupai uling (seekor belut/moa), disamping kedua unsur tersebut karakter gambar dimaksud juga dikelilingi sejumlah atribut lain diantaranya kupu-kupu, tumbuh-tumbuhan laut, manggar (bunga pinang/kelapa) dan sebagainya.
Motif batik Gajah Oling yang saat ini diyakini banyak kalangan sebagai motif asli batik khas Banyuwangi, secara garis besar melambangkan bentuk kekuatan yang tumbuh dalam jati diri masyarakat Banyuwangi. Dan pemaknaan motif Gajah Oling sendiri berkaitan dengan karakter masyarakat Banyuwangi yang religius, penyebutan Gajah Eling yang mempunyai arti hewan yang bertubuh besar (gajah) dalam hal ini diartikanmaha besar, sedangkan uling dapat diartikan ingat.
Maka secara utuh dapat diartikan kita selalu diingatkan untuk ingat akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, dengan harapan apabila masyarakat menggunakan/ memakai batik gajah oling secara tidak langsung diajak agar kita selalu ingat kepada kemahabesaran Sang Pencipta sebagai dasar menjalankan sendi roda kehidupan.
Keberadaan Batik Banyuwangi dari tahun ke tahun dinilai cukup menggembirakan, ditilik dari awal pengembangan batik di Banyuwangi, pembinaannya dimulai pada era tahun 80-an yang dimulai di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi mengingat wilayah tersebut merupakan sentra batik yang ada di Banyuwangi.
Dilihat dari perkembangan batik di Banyuwangi sampai saat ini banyak tumbuh berkembang pengrajin batik menyebar hampir di seluruh wilayah Kecamatan, hal tersebut dikarenakan adanya dukungan positif dari semua pihak terhadap keberadaan batik Banyuwangi diantaranya Kebijakan Pemerintah Daerah dalam upaya pengembangan batik di Banyuwangi serta pemanfaatan/pemakaian Batik khas daerah untuk seragam Dinas maupun Sekolah pada hari dan even-even tertentu. Adapun jumlah pengrajin batik di Banyuwangi saat ini sebanyak 22 (dua puluh dua) unit usaha sebagaimana data industri batik Banyuwangi terlampir, dimana dari sekian jumlah tersebut 12 (dua belas) unit usaha berkembang ke motif proses painting (sarung pantai) yang pangsa pasarnya cukup besar di Bali.
Melihat begitu besar animo akan batik saat ini Pemerintah Daearah Kabupaten Banyuwangi berupaya meningkatkan pengembangan batik khas Banyuwangi melalui upaya pembinaan, diantaranya melalui pelatihan/bimbingan teknik peningkatan kualitas dan kuantitas produk, penerapan zat alam serta untuk menambah khasanah motif batik khas melalui pelaksanaan lomba desain batik khas Banyuwangi.
Dan sebagai langkah lanjut terhadap pengembangan industri kerajinan batik di Kabupaten Banyuwangi tahun 2013 telah direncanakan pembentukan sentra baru di wilayah Kecamatan Kabat, mengingat wilayah dimaksud sangat potensi baik dilihat jumlah unit usaha serta pangsa pasarnya cukup jelas. Maka sangat tepat Wilayah Kecamatan Kabat untuk dijadikan sentra industri kecil kerajinan batik di Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar