https://www.box.com/s/bb4rmtecvqedbsjivr94

Selasa, 22 September 2015

                                                         MASA PUTIH ABU-ABU

putih abu abu


Selamat datang di tahun akhir perjalanan masa putih abu-abu. Seperti yang di ketahui, setiap pertemuan pasti akan berakir dengan perpisahan. Setiap kata “Hai”, seringkali berakhir dengan "Selamat tinggal". Sama halnya dengan persahabatan. Apalagi bila bersahabat dengan teman di sekolah. Gak bisa di pungkiri, sekolah menjadi salah satu tempat yang sangat berarti dalam kehidupan kita. Bukan hanya tempat mencari ilmu, melainkan juga tempat mencari arti persahabatan. Pendidikan dimulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, sampai nanti menjalani Perguruan Tinggi. Namun entah mengapa, diantara semua tingkat pendidikan tersebut SMAlah yang paling berarti menurut gue.
Ya, masa SMA adalah masa mencari jati diri, mengenal lawan jenis, bahkan sebagai ajang mencari pacar dan sahabat sejati. Gak heran, jika kenangan di SMA gak akan terlupakan. Kenangan itu di mulai dari Masa Orientasi Siswa (MOS). Mungkin kebanyakan orang berangapan mos adalah masa terberat dalam hidup mereka. Masa terberat dimana setiap siswa baru harus bersiap menghadapi lingkungan sekolah yang baru. Bukan hanya harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru, melaikan juga harus bersiap mengadapi tingkah laku kakak kelasnya. Bukan rahasia lagi, jika di masa mos kakak-kakak Osis selalu bertingkah. Bertingkah disini maksudnya adalah selalu mempunya ide untuk menjahili siswa siswi baru. Misalnya siswa siswi di minta untuk membawa makanan, namun kakak-kakak osis biasanya memberi tahu makan tersebut dengan nama yang unik. Contohnya coklat berjerawat. Tentu saja itu bukan nama makanan yang sebenarnya. Coklat berjerawat yang di maksud adalah beng-beng (maaf nyebut merek haha). Bukan hanya soal makanan, terkadang kakak-kakak osis juga selalu mencari jalan untuk memberikan tugas kepada adik-adik barunya di sekolah. Sebenarnya bukan tugas melainkan keisengan, namun keisengan tersebut biasanya di karnakan siswa siswi tersebut berbuat kesalahan. Keisengan yang biasa terjadi adalah kakak osis meminta siswa atau siswi baru untuk mencari tanda tangan dari kakak-kakak osis yang lainnya. Untuk mencari tanda tangan kakak-kakak osis yang lainnya tidaklah mudah untuk di dapatkan. Biasanya mereka sudah sepakat untuk pura-pura tidak mau untuk memberi tanda tangan, atau memasang mimimk muka yang serem biar adik-adik barunya takut untuk meminta, atau dengan memberi pertanyaan konyol. Gak heran, jika seringkali banyak siswa siswi yang gagal untuk menjalankan hukuman tersebut. Meskipun begitu, ada juga yang berhasil.
Walaupun MOS menjadi masa terberat, namun ada juga kebahagiaannya. Tidak bisa di pungkiri masa mos juga di jadikan sebagai ajang cari jodoh haha. Banyak kakak kelas yang akhirnya menjalin hubungan sepesial dengan siswa siswi baru. Misalnya memulai dengan saling kenalan, bertukar nomor, pendekatan hingga akhirnya menjalin hubungan (alias pacaran ciyee haha :D).
Masa MOS telah berakhir, kini saatnya memulai lembaran baru menempuh pendidikan SMA. Mulai mempersiapkan diri menghadapi materi baru, guru baru, lingkungan baru, dan teman baru. Di awal kelas X, mungkin  belum terjalin keakraban di antara satu sama lainnya atau sekedar saling kenal saja. Namu seiring berjalannya waktu keakraban pun terjalin. Bukan hanya sesama siswa melainkan dengan staf sekolah lainnya. Biasanya di kelas XI kita baru bisa merasa nyaman berada di sekolah. Mungkin karena sudah beradaptasi dengan baik. Bercanda telah menjadi kebiasaan sehari-hari dengan teman-teman di sekolah. Bahkan kita gak canggung buat mengobrol dengan para guru. Hal inilah yang gue rasakan di masa SMA.
Telah 12 tahun kita habiskan untuk membangun jalan menuju masa depan. Terlalu banyak kenangan yang telah di lalui, dari bermacam-macam warna berlanjut putih merah,  berlanjut ke puti biru, hingga sekarang akan melepaskan putih abu-abu. Seiring berjalannya waktu, kita juga harus mempersiapkan mental dan kemampuan dengan baik untuk menghadapi Ujian Nasional di kelas XII. Kelas XII adalah momen yang paling mengharukan. Mengharukan karena kita baru mulai menyadari betapa indahnya masa SMA. Bahkan di kelas XII kita baru menemukan sahabat sejati (maybe yes, maybe no). Kita baru sadar betapa nyamannya ketika berada di tengah-tengah sahabat. Entah berbincang bersama, makan ke kantin bersama, nongkrong di depan kelas bersama atau saat main bareng.
Malam ini gue bernostalgia dengan moment-moment yang terabadikan dalam ribuan foto masa lalu bersama teman-teman. Malam ini juga gue sadar, waktu untuk bersama-sama sudah tidak lama lagi. Malam ini gue juga teringat pada dua kata yang sederhana yang terangkai dalam bentuk kalimat yang sering diucapkan oleh setiap orang yang pernah mengalaminya, yakni “Putih Abu-Abu”.  Sesekali gue tersenyum mengingat itu semua, seakan tak ada kata yang membuat gue percaya bahwa gue telah menjalaninya selama tiga tahun "gilak, perasaan baru kemaren gue di terima sebagai murid di sini dansebentar lagi gue bakalan angkat kaki dari sini". Berjalan di tengah-tengah kabut putih yang tebal demi menjadikan diri untuk dapat mengetahui banyak hal, mengetahui jati diriku, mengetahui hidupku, mengetahui langkahku, mengetahui perjalananku, mengetahui dirimu, dirinya dan tentunya megetahui semua tentang kita semua.
Kisah ini sih mungkin filosofinya seperti Merpati-Merpati Liar. Ketika merpati-merpati itu berada dalam sangkar, ia akan selalu menurut pada majikannya. Dan ketika ia lepas dari sangkarnya, ia akan terbang tinggi sesuka hatinya. Seperti itulah kita di masa putih abu-abu. Ketika kita di dalam kelas bersama guru, kita duduk tenang menyimak pelajaran, walaupun sesekali kita asik berceloteh dengan teman sebangku atau dengan teman yang lainnya. Tetapi layaknya merpati yang lepas dari sangkar, saat pelajaran kita berakhir  kita berkeliaran keluar kelas sesuka hati.
Di tahun ketiga masa putih abu-abu, kita disuguhkan pada materi yang lebih tinggi lagi, kita disuguhkan pada persiapan untuk menghadapi berbagai macam peperangan, dan juga disuguhkan pada pembekalan bagi diri kita seusai melepas baju kehormatan kita yaitu seragam PUTIH ABU-ABU. Semua mengalir ringan begitu saja. Menuruni tebing tinggi sampai disisi yang berlainan. Sekarang semua telah berbeda. Kita tidak lagi rutin masuk sekolah setiap hari, tak ada lagi langkah kaki itu, tidak ada lagi kedisiplinan itu, tidak ada kata-kata bijak kalian yang selalu membuat gue terinspirasi, tak ada lagi kebaikan dan ketulusan bagi yang rela berbagi ilmu, tidak ada lagi senyuman dan canda dari kalian, tak ada lagi kebersamaan kita untuk berjuang meraih mimpi, tak ada lagi keramain di kelas yang kita buat sehingga guru yang sedang mengajar marah bahkan menangis gara-gara perilaku kita, tak ada lagi keramaian di kantin yang selalu di serbu saat jam istirahat, tak ada lagi candaan saat upacara, tak ada lagi hukuman ketika telat datang sekolah, tidak ada lagi aksi manjat pagar agar bisa masuk kedalam sekolah dan belajar, tak ada lagi kisah cinta sma yang kadang menyakitkan dan membahagiakan, tak ada lagi kepanikan saat belum mengerjakan tugas, tak ada lagi suasana konsentrasi belajar yang tinggi, tak ada lagi candaan yang bisa berujung pertengkaran, tak ada lagi bolos saat pelajaraan, tak ada lagi razia rambut dan sepatu hingga kabur-kaburan layaknya buronan, tak ada lagi yang tidur saat jam pelajaran, tak ada lagi yang ngegosip saat jam belajar, tak ada lagi seragam sekolah, tak ada lagi bel sekolah, tak ada lagi wajah tak sabar menunggu teriakan pulang sekolah, tak ada lagi hukuman disaat gak bawa atribut untuk upacara, tak ada lagi masalah sama guru dan di hukum satu kelas, tak ada lagi kekompakan saat ada classmeating, tak ada lagi nyontek bareng,dan bahkan tak ada lagi pergi ke kamar mandi bareng-bareng sebagai alasan untuk dapat keluar dari kelas. Kini hanya sepi yang merasuki kita, bersama lembaran kenangan yang akan menjadi masalalu, itu semua yang akan kita kenang di masa tua nanti. Yang akan kita ceritakan pada anak cucu kita nanti, yang akan membuat kita kangen akan masa-masa disekolah.
Entah kenapa setiap hari selalu ada hal yang membuat kita tertawa bersama saat di kelas. Kadang kala juga ada hal yang membuat kita menangis dan sedih, namun itu semua tak akan bisa kita rasakan lagi  setelah kita berpisah. Gue gak akan bisa dengar suara  ketawa kalian yang selalu membuat ricuh dan rusuh, gak bisa lagi ngeliat tingkah konyol kalian lagi yang selalu membuat kita semua tertawa atau pun kesal.  Dan Kini kita mulai membuat pilihan untuk melanjutkan perjalanan ini.
Lo dan gue, kita adalah bagian sebuah cerita di masa putih abu-abu. Kita telah lalui 1008 hari yang terangkum dalam 144 bulan, dan di kumpulkan dalam waktu 3 tahun. Bersama-sama kita melukis pelangi dalam sebuah kertas putih bersih. Perbedaan yang melebur dalam kebersamaan itu mewarnai masa putih abu-abu ini. Diiringi dengan tangis, tawa, suka, dan duka sebagai musik latar sebuah cerita. Putih abu-abu punya cerita tentang cinta, tawa dan segalanya. Putih abu-abu itu bukan judul lagu, tapi saksi bisu anak remaja yang baru kenal dunia. Putih abu-abu adalah lambang segala rasa kebersamaan, selama 3 Tahun yang sangat berkesan.
Putih abu-abu... ”Masuk serempak, Keluar serentak”. Hanya tangis bahagia yang ingin gue lihat dari sepasang indra pengelihatan mu kawan. Menyadari betapa besar perjuangan kita betapa besar harapan yang kita cita-citakan bersama, betapa tulus pertemanan kita, betapa indah hari-hari yang telah kita lalui, serta betapa hangatnya sebuah persahabatan. Kita mempunyai jalan masing-masing, menggapai angan, meraih asa, mewujudkan segala mimpi, dan mencetak kesuksesan.
Entah kapan di suatu hari kita akan kembali memflasback sejuta awkward moment dan the best moment di sekolah. masa ini tak akan terulang lagi, jadi ingatlah sebagai kenangan. Beri tanda ceklis biru untuk masa ini. Masa dimana kita belajar, berkarya dan bermain bersama, semuanya terasa indah dan layak di ceritakan yang tiada tara maknanya, ya.. masa–masa terakhir di putih abu-abu, kita semua berusaha mewujudkan lukisan impian yang telah di lukiskan dalam sebuah kanvas raksasa di angkasa. Mengukir sebuah tekad yang kuat dalam jiwa kita. Sambil mengikrarkan “Suatu hari nanti, lo harus liat gue dengan segala kesuksesan gue coy”.
Kini merpati-merpati liar itu akan kembali dilepaskan untuk mengarungi samudra angkasa yang luas. Ada sesuatu yang harus ia lakukkan diantara kebebasan yang telah ada dalam genggamannya. Ya, tentu saja mengunjungi dunia luar dengan medan yang lebih sulit, atau akan berada di dunia yang sebenarnya. Merpati-merpati itu nantinya ada yang lebih memilih mendarat di tanah dan diam menatap langit atau bahkan terbang tinggi, dan semakin menjauh. Ada banyak pilihan, merpati mana yang akan kita ikuti?. Apakah kita semua akan terbang jauh, terbang tinggi, berdiri  padaranting, menari-nari di udara atau hanya diam menatap langit?. Sebuah dunia berbeda akan kita kunjungi. Semua hanya menunggu waktu.
Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun akan lewat dengan penuh arti. Apa yang selama 3 tahun kita jalani semuanya akan segera berakhir. Gak terasa waktu cepat berlalu, tinggal menghitung hari masa putih abu-abu kita yang penuh warna akan segera kita bukukan di dalam memori kita. Kata nyokap masa SMA adalah masa yang berapi-api, tapi menurut gue masa SMA adalah masa yang enggak ada duanya. Walaupun kita akan berpisah, tapi kita dipisahkan dengan satu kata. Satu kata pertanda hadiah untuk kita semua yaitu “LULUS”. "Yey, kita semua LULUS dan yah tapi kita semua akan berpisah". Biasanya detik-detik menuju UN bukan di manfaatkan untuk fokus belajar, melainkan menghabiskan waktu dengan kalian. Contohnya, main bola di dalem kelas, main karet di dalem kelas gak perduli cewek ataupun cowok intinya main aja, main catur di kelas, main kartu di kelas padahal udah lebih dari sering kartu di ambil sama wali kelas tapi tetep aja main, ngecengin temen sampe purik, ngejodoh-jodohin temen sekelas, nonton filem bareng di kelas, karena tidak ingin menyianyiakan momen bersama tersebut, terkadang kita memotretnya menjadi sebuah foto yang nantinya berperan sebagai media penyimpanan masa yang paling berharga kita bersama. Meskipun demikian, kita harus menyadari bahwa perpisahan tinggal menghitung hari, di situlah timbul rasa haru yang menggebu-gebu dari setiap orang. Canda, tawa, sedih, haru, yang dulu pernah ada, nanti hanya bisa terkam dalam memori kita, Ucapkan apa yang ingin kalian ucapkan, maafkan jika ada kesalahan teradap sesama teman, bukan dendam yang berkepanjangan. Ungkapkan jika ada cinta terpendam sebelum semuanya terlambat dan berakhir penyesalan haha. Gak ada cara apapun yang bisa kita lakukkan untuk menghindari perpisahan ini. Mungkin hanya janji yang bisa terucap dalam dirimasing-masing kita sendiri. Janji untuk tetap menjalin persahabatan, meski sekolah sudah selesai. Janji untuk tetap saling berkomunikasi, berkomunikasi menjadi kunci utama dalam mempertahankan hubungan, termaksuk persahabatan.
Tak dapat terhitung lagi berapa banyak jam lagi yang kita habiskan di sekolah untuk bersama. Sepertiga hari kita dihabiskan disekolah tentunya. Itu melatarbelakangi bahwa sekolah dapat ambil bagian untuk membentuk pribadi seseorang. Disaat kita lebih baik hingga semakin baik walau melalui proses. Maka berterimakasilah pada semua penghuni sekolah terutama mereka para pencipta SMAN 1 CIBITUNG.
Mereka guru-guru kita adalah pencipta smaci. Ayunan langkah mereka hentakan tiap hari. Keringat dingin tercucur deras di atas letih tubuhnya. Namun mereka ingin kita sukses di masa depan nanti. Dengan ilmunya kita akan hidup lebih baik di masa depan. Tiada mereka bedakan siapa diri ini, apakah kita orang lemah, kuat, miskin atau kaya. Mereka kerahkan seluruh tenaga dan pikirannya demi kebaikan kita. Demi masa depan kita, agar kita benar-benar menjadi orang yang berguna, bagi umat manusia, bangsa dan negara. Terimakasih atas ilmu yang sudah kalian berikan kepada kita bu, pak. Meski nanti jarak memisahkan kita, dan kami mungkin saja melupakan pelajaran-pelajaran yang pernah kalian ajarkan. Tapi kita gak akan lupa dengan semua jasa yang pernah kalian berikan. Teman-teman, kita adalah orang-orang yang akan selalu terkenang. Yang akan selalu terbayang dalam setiap langkah baru yang akan kita lakukkan diluarsana. Mereka telah menorehkan ribuan warna warni dalam perjalanan masa putih abu-abu kita, mari kita sama-sama mengucapkan terimakasi kepada mereka.
Putih abu-abu adalah sebuah kisah indah yang berakhir dalam perpisahan. Hari ini, waktu kita menutup lembaran kisah klasik masa ini untuk masa depan. Sedih memang karna harus berpisah dari kalian, karna belum tentu di luar sana gue akan menemukan teman-teman konyol kayak kalian, teman-teman yang bisa jadi mdbstr tiap dikelas, teman-teman yang jail, teman-teman yang usil, teman-teman yang kocak, teman-teman yang gila, teman-teman yang jauh dari kata sempurna, teman-teman yang selalu menularkan keceriaan dan teman-teman terbaik seperti kalian, apa yang kita lakukan selama bersragam putih abu-abu, bersama kalian semua adalah sebuah kenangan yang sangat indah dan tak terlupkan. Solidaritas dan kekompakan yang kita rasakan bersama selama 3 tahun ini akan selalu di hati, sedih saat semua ini harus menjadi sebuah kenangan. Kelak kita akan merindukan masa-masa ini. Biarkan mereka, meja, kursi, gedung sekolah, kantin sekolah, serta setiap sudut dari semua bangunan sekolah dan segala isinya apapun itu yang ada di sekolah ini menjadi saksi bisu perjalanan masa putih abu-abu kita KREMIAUTISME.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar